A.
Komunikasi Pemasaran
Pengertian Komunikasi Pemasaran
Menurut
Fandi Tjiptono (2008:219) komunikasi Pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang
berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi, membujuk dan atau mengingatkan
pasar sasaran atas perusahaan dan produknya bersedia meminta, membeli, dan
loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.
Menurut
Philip Kotler Terjemaahan Benyamin Molan (2004;604) Komunikasi pemasaran adalah
konsep menjadi dasar bagi perusahaan memadukan dan mengkoordinasikan semua
saluran komunikasinya untuk menyampaikan pesan yang jelas, konsisten, dan
berpengaruh kuat tentang organisasinya dan produk-produknya.
Tujuan Komunikasi
1. Membangkitkan keinginan akan suatu kategori
produk.
Setiap organisasi
pemasaran bertujuan untuk meraih konsumen agar memilih produknya dan bukan
produk pesaingnya. Konsumen harus mempunyai keinginan terhadap suatu kategori
produk terlebih dahulu. Hal inilah yang dimaksud para pemasar dengan
membangkitkan keinginan akan suatu produk, yang juga disebut sebagai usaha
menciptakan permintaan primer ( primary demand ). Setiap pengenalan
suatu produk baru membawa konsekuensi akan tanggung jawab dari sang inovator
untuk membangkitkan keinginan konsumen secara agresif. Para pemasar dalam
kategori yang telah mapan perlu melakukan berbagai usaha untuk mempertahankan
atau membangun kategori produk mereka.
2. Menciptakan kesadaran akan merek (brand
awareness).
Kesadaran ( awareness ) adalah upaya untuk membuat
konsumen familiar melalui iklan, promosi penjualan, dan Komunikasi Pemasaran lainnya akan suatu merek, memberikan informasi kepada orang banyak
tentang ciri dan manfaatnya, serta menunjukkan perbedaannya dengan merek
pesaing, dan menginformasikan bahwa merek yang ditawarkan lebih baik ditinjau
dari sisi fungsional atau simbolisnya.
3. Mendorong sikap positif terhadap produk dan mempengaruhi niat
(intentions)
Jika komunikator sukses menciptakan kesadaran konsumen akan mereknya,
konsumen dapat membentuk sikap ( attitudes ) positif terhadap merek
tersebut, dan mungkin akan muncul niat ( intention ) untuk membeli merek
tersebut, ketika timbul keinginan untuk membeli suatu produk di masa yang akan
datang.
4. Memfasilitasi pembelian
Iklan dapat menciptakan kesadaran konsumen akan merek dan membangun
sikap positif, namun jika sebuah merek baru tidak tersedia di tempat - tempat
pembelian atau jika konsumen menganggapnya terlalu mahal dibandingkan merek
pesaing, maka kemungkinan merek tersebut untuk dibeli akan berkurang. Jika
usaha komunikasi pemasaran sebuah perusahaan benar - benar efektif, konsumen
akan memahami mengapa harga merek tersebut lebih tinggi dan mungkin akan
dianggap lebih menarik dengan harga premiumnya tersebut. Iklan yang efektif, display
yang menarik di dalam toko, serta variabel Komunikasi Pemasaran lainnya
berfungsi untuk memfasilitasi pembelian dan memberikan solusi atas persoalan
yang ditimbulkan oleh variabel bauran pemasaran nonpromosi ( produk, harga dan
distribusi ).
Proses Komunikasi
Menurut Rubent dan Steward
yang di kutip Adi Prakosa (2008:1) Komunikasi adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan,
kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk
beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain. Dari pengertian tersebut inti
dari komuniksi adalah menciptakan pesan yang di sampaikan komunikator dan di
terima dengan baik oleh komunikan.
Agar suatu pesan dapat efektif, proses pengkodean dari pengirim harus
berhubungan dengan proses penguraian kode oleh penerima. Artinya, pesan yang
terbaik adalah pesan yang disampaikan dengan tanda-tanda yang dikenali oleh
penerimanya. Apabila pengirim memiliki pengalaman dengan penerima pesan, maka
komunikasi yang dilakukan akan lebih efektif. Tugas pengirim adalah
mengupayakan pesannya sampai kepada penerima
Menurut Kotler dan
Amstrong Terjemaahan Benyamin Molan, (2004:608) Ada 9 unsur yang terlibat dalam
aktivitas komunikasi. Dua elemen mewakili pihak utama dalam komunikasi, yaitu
pengirim dan penerima. Dua elemen mewakili alat komunikasi utama, yaitu pesan
dan media. Empat elemen mewakili fungsi komunikasi, yaitu pengkodean, penguraian
kode, tanggapan, dan umpan balik. Elemen terakhir dalam sistem ini adalah
gangguan (seperti pesan sembarang dan bersaing yang mungkin mencampuri
komunikasi yang sedang berlangsung).”
Adapun proses komunikasi menurut Kotler dan Amstrong (2004:609) adalah sebagai berikut:
Sumber: Philip Kotler & Amstrong (2004:604)
Gambar 1:
Proses Komunikasi pemasaran
Kewajiban pengirim dalam proses komunikasi
adalah agar pesan dapat di kirimkan dan di terima dengan cepat, tepat, dan
jelas oleh si penerima.
Unsur
Komunikasi
Ada
beberapa material komunikasi pemasaran yang penting , yaitu:
a.
Gagasan, yaitu materi pokok yang hendak disampaikan pengirim.
b.
Pesan, yaitu himpunan berbagai symbol (oral, verbal, atau non verbal) dari
suatu gagasan.
c.
Media, yaitu pembawa (transporter)
pesan komunikasi. Pilihan media komunikasi bisa bersifat personal maupun non
personal.
d.
Response, yaitu reaksi pemahaman atas pesan yang diterima oleh penerima.
e.
Feed-back, yaitu pesan balik dari sebagian atau keseluruhan respon yang dikirim
kembali oleh penerima.
f. Gangguan
(noise), yaitu segala sesuatu yang dapat menghambat
kelancaran proses komunikasi.
Proses Komunikasi
Proses
penyampaian pesan (dari pengirim kepada penerima) memerlukan dua penerima yaitu
:
a.
Encoding
adalah proses merancang atau mengubah gagasan secara simbolik menjadi suatu
pesan untuk disampaikan kepada penerima.
b.
Decoding
adalah proses penguraian atau mengartikan symbol sehingga pesan yang di terima
dapat di pahami.
Komunikasi
Pemasaran Dan Arti
Hal
yang mendasar dari peoses komunikasi adalah konsep arti (meaning) yang dimilikinya. Para pemasar berusaha menunjukkan
arti merek mereka, sedangkan konsumen memperoleh arti yang sama atau mungkin
juga berbeda dengan apa yang dimaksudkan oleh komunikator pemasaran.
Ø Sifat-sifat
Tanda
Komunikasi
pemasaran dengan segala bentuk variasinya, menggunakan tanda –tanda dalam
menciptakan pesan dan memberikan arti. Tanda (sign) adalah suatu bentuk fisik yang dapat dirasakan oleh panca
indera kita, yang merepresentasikan atau menunjukkan sesuatu (disebut referent) kepada seseorang (disebut interpreter) dalam suatu kontek. Bayangkan sebuah truck pickup sebagai obyek konsumsi. Arti primer dan implicit, atau
disebut juga dengan arti denotatif
dari truk pickup tersebut adalah:
sebuah kendaraan dengan bagian depan yang tertutup untuk parab penumpang, serta
bagian belakang untuk mengangkut berbagai barang. Arti sekunder dan implicit,
atau arti konotatif dari truk pickup terdiri dari berbagai definisi yang
berbeda. Sebauh pickup diartikan sebagai perilaku yang bagus dan perilaku
konsumen yang cerdas bagi sebagian orang, sedangkan bagi sebagian lainnya, ia
mereepresentasikan gaya hidup yang kasar dan tidak layak.
Ø Arti
dari Arti
Arti
(meaning) dapat dianggap sebagai
persepsi (pemikiran) dan reaksi
affective (perasaan) atas stimulus yang timbul dalam diri seseorang ketika
berhadapan dengan sebuah tanda, misalnya nama merek, dalam sebuah kontek
tertentu. Seharusnya jelas sekarang bahwa bagi seorang individu arti adalah hal
yang internal, dan bukan eksternal. Arti, dengan kata lain, adalah subyektif.
Bayangkan,
misalnya, dua konsumen duduk di depan pesawat televise sedang menonton iklan
sebuah merek baru produk makanan kucing. Bagi salah satu konsumen, iklan
tersebut merepresentasikan hewan-hewan menggemaskan yang mengkonsumsi merek
tersebut sehingga si konsumen sekarang akan mempertimbangkan utntuk kucingnya
sendiri. Bagi konsumen yang lain, yang bukan merupakan pecinta binatang, iklan
tersebut merepresentasikangambaran yang “menjijikkan” dari binatang-binatang
yang tidak menarik, yang sedang makan sebuah produk yang tidak enak. Jelaslah
bahwa pesan yang sama mempunyai arti yang berbeda bagi kedua konsumen ini.
B.
Landasan Perilaku Konsumen Dari Komunikasi
Pemasaran
Para komunikator pemasaran mengarahkan usaha
mereka untuk mempengaruhi kepercayaan, sikap, reaksi emosional, dan
pilihan-pilihan konsumen yang berhubungan dengan merek. Pada akhirnya, tujuan
mereka adalah utnuk mendorong konsumen memilih produk yang mereka tawarkan
bukan tawaran competitor. Untuk mencapai tujuan ini, komunikator pemasaran
merancang pesan-pesan iklan, promosi, kalimat-kalimat dalam kemasan, nama
merek, presentasi penjualan, dan aktivitas komunikasi lainnya.
1.
The Consumer Processing Model (CPM)
Dari perspektif CPM perilku dilihat
sebagai hal yang rasional, amat kognitif, sistematis dan beralasan.
Pemrosesan informasi oleh konsumen dalam
delapan tahap yang saling berkaitan:
1.
Exposure
terhadap informasi.
2.
Atensi
yang selektif.
3.
Pemahaman
mengenai informasi yang disampaikan.
4.
Persetujuan
mengenai informasi yang telah dipahami.
5.
Penyimpanan
dalam memori mengenai informasi yang telah diterima.
6.
Perbaikan
informasi dari dalam memori.
7.
Pembuatan
keputusan dari altenatif yang ada.
8.
Tindakan
yang dilakukan berdasarkan keputusan yang telah diambil.
Exposure terhadap informasi.
Exposure secara sederhana adalah konsumen
berinteraksi dengan pesan dari pemasar (mereka melihat iklan majalah, mendengar
iklan radio, dan lain-lain). Walaupun exposure merupakan tahap awal yang
penting menuju tahap-tahap selanjutnya dari proses informasi, fakta yang ada
mengexpose konsumen kepada pesan komunikator pemasaran tidak menjamin bahwa
pesan akan memberikan pengaruh. Memperoleh exposure adalah suatu keharusan
namun tidak cukup memperoleh keberhasilan komunikasi.
Atensi yang Selektif
Atensi (attention) berarti focus kepada dan
mempertimbangkan pesan yang telah diekspos kepada seseorang. Konsumen
memperhatikan hanya sebagian kecil dari stimulus komunikasi pemasaran karena
permintaan yang dibuat berdasarkan atensi jumlahnya besar; karenanya, atensi
menjadi amat selektif. Selektivitas diperlukan karena kapasitas pemrosesan
informasi terbatas dan utilisasi efektif dari kapasitas ini membutuhkan alokasi
energy mental dari konsumen (kapasitas processing) kepada pesan-pesan yang
relevan dan sesuai dengan current goal.
Pemahaman ats Apa yang Dimaksudkan
Memahami adalah mengerti dan dapat menciptakan
arti dan stimulus dan symbol-simbol yang ada. Komunikasi menjadi efektif ketika
arti yang ingin disampaikan oleh komunikator pemasaran sesuia dengan apa yang
benar-benar ditangkap oleh konsumen dari pesannya. Istilah pemahaman
(prehension) sering digunakan bergantian dengan persepsi (perception); kedua
istilah tersebut disebut juga interprestasi.
Proses perceptual dalam menginterprestasi
stimulus dikenal dengan istilah perceptual encoding. Proses ini terdiri dari
dua tahap utama. Feature analysis merupakan tahap awal dimana penerima pesan
melihat cirri dasar (basic feature) dari stimulus (seperti ukuran, bentuk,
warna, angle) dan membuat klasifikasi pendahuluan. Tahap kedua dari perceptual
encoding, yaitu active synthesis, tidak hanya melakukan “pemeriksaan” terhadap
cirri-ciri fisik, kontek atau situasi di mana informasi diterima mempunyai
peran penting dalam menentukan apa yang diterima dan diinterprestasikan, atau
dengan kata lain, dalam menentukan arti apa yang diperoleh. Interprestasi
dihasilkan dari usaha mengkombinasikan atau synthesizing cirri-ciri stimulus
dengan ekspektasi yang semestinya sesuia dengan kontek yang diinginkan.
Menyetujui apa yang dipahami
Tahap
keempat dalam information - processing adalah persoalan mengenai apakah
konsumen menyetujui argumen pesan yang dipahaminya. Adalah penting dari
perspektif Komunikasi Pemasaran bahwa konsumen tidak hanya memahami sebuah
pesan tetapi juga menyetujui pesan tersebut. ( dan tidak “ melawan ” atau
menolaknya ). Pemahaman itu sendiri tidak menjamin bahwa pesan akan mengubah
sikap konsumen atau mempengaruhi perilaku mereka. Persetujuan ( agreement )
bergantung kepada apakah pesan tersebut dapat dipercaya, atau apakah ia
mengandung informasi dan daya tarik yang sesuai dengan nilai - nilai yang
dianggap penting bagi konsumen.
Penyimpanan dan Pencarian/Pemanggilan Kembali Informasi yang Tersimpan
Dari perspektif Komunikasi Pemasaran, memori
dilibatkan berbagai masalah yang dapat diingat konsumen ( recognize dan recall
) mengenai stimulus pemasaran, dan bagaimana mengakses dan memanggil
kembali ( retrieve ) informasi tersebut ketika sedang membuat pilihan
membuat untuk mengkonsumsi. Subyek mengenai memori tidak terpisahkan dari
proses pembelajaran ( learning ), karenanya paragraf berikut akan
terlebih dulu membahas dasar - dasar memori, kemudian menelaah dasar
pembelajaran dan terakhir, menekankan kepada aplikasi praktis dari prinsip -
prinsip memori dan pembelajaran dalam Komunikasi Pemasaran.
Pencarian dan Pemanggilan
Informasi
Informasi
yang dipelajari dan disimpan dalam memori hanya berpengaruh dalam perilaku
konsumen jika ia dicari ( search ) dan dipanggil ulang ( retrieve ).
Retrieval difasilitasi kerika sebuah informasi baru dihubungkan, atau
diasosiasikan dengan konsep lain yang dikenal dan mudah untuk diakses.
Menentukan Pilihan di antara
Alternatif yang Ada
Ketika
berpikir untuk membeli sebuah produk kategori tertentu, bagaimana seorang
konsumen memutuskan merek mana yang akan dipilihnya ? Jawaban yang sederhana
adalah bahwa ia akan memilih merek “ terbaik ”. Namun tidak selalu jelas mana
yang merupakan merek yang terbaik, khususnya yang mengingat bahwa konsumen
umumnya menyimpan, dalam memori jangka panjang mereka, berbagai informasi
mengenai setiap merek yang masuk dalam daftar pertimbangan mereka.
Konsumen sering menggunakan strategi
penyederhanaan, disebut heuristic, untuk sampai pada keputusan yang
setidaknya memuaskan jika tidak dapat dikatakan sempurna. Bentuk paling
sederhana dari semua keputusan heuristic adalah affect referal.
Dengan strategi ini individu dengan mudah dapat “ memanggil ” dari memorinya
sikap atau pengaruh tertentu mengenai alternatif yang ada dan memilih
alternatif yang pengaruhnya paling positif. Secara umum, jenis strategi ini
biasa digunakan untuk produk - produk yang sering dibeli, di mana resiko
pembeliannya minimum. Produk - produk semacam itu umumnya dikategorikan sebagai
low - involvement purchaces.
Bertindak berdasarkan keputusan yang telah diambil
Perilaku konsumen dalam menentukan pilihan
sepertinya terlihat sederhana dan pasti. Namun, sebenarnya tidak demikian.
Orang tidak selalu berperilaku konsistem sesuai dengan preferensinya. Alas an
utama dari hal ini adalah adanya presence of event atau factor situasional yang
mengganggu, menghalangi, atau bahkan mencegah seseorang menuruti keinginannya.
Factor situasional khususnya muncul dalam kasus perilaku konsumen mengenai
produk high involvement.
2.
Hedonic Experiential
Model (HEM)
Model Hem
mungkin lebih baik dalam menjelaskan bagaimana konsumen memproses informasi dan
mengambil keputusan ketika mereka merasa bebas, bahagia, dan dihadapkan kepada
informasi yang positif.
Dalam
perspektif CPM, konsumen dianggap memeiliki tujuan”melakukan pembelian
termuran”, mendapatkan yang terbaik semurah mungkin” dan “memaksimalkan
utilitas”; sedangkan perspektif HEM melihat seseorang seringkali mengkonsumsi
produk semata-mata hanya untuk kesenangan, atau mengejar fantasia tau stimulasi
sensorik. Komunikasi produk dari perspektif hedonic menghasilakan antisipasi
untuk bersenang-senang, memenuhi fantasi, atau memperoleh perasaan senang.
Sebagai perbandingan, perilaku pemilihan produk dari perspektif CPM didasarkan
pada evaluasi yang cermat, bahwa alternative yang dipilih akan bersiafat lebih
fungsional atau memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan alternative lain
yang tersedia.
Lucky Club Casino Site - Signup bonus of up to €200
ReplyDeleteLucky Club Casino ✓ A 100% Bonus Up To €200 + 20 FS ✓ Only here at Lucky Club you can register and play for real luckyclub.live cash,